Kukar, infosatu.co – Ancaman penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Timur menjadi perhatian utama PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).
Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), perseroan tersebut turut mencegah dampak negatif narkoba.
Salah satu kegiatannya adalah penyuluhan antinarkoba yang digelar di wilayah Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur pada 12-13 November 2024.
Kegiatan yang menggandeng berbagai pihak ini mampu menjangkau 132 peserta dari pelajar, organisasi perempuan, hingga tokoh masyarakat.
Penyuluhan ini dilaksanakan di berbagai sekolah, termasuk SMP Negeri 1, 2, 3, dan 5 Marang Kayu, madrasah, pesantren, hingga SMK dan SMA di wilayah tersebut.
Narasumber yang dihadirkan berasal dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bontang, yakni Anne Sebayang dan Cokorda dan Chandra Palawarukka dari Puskesmas Marang Kayu.
Dalam paparannya, Anne menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam memerangi narkoba. “Ancaman narkoba semakin nyata, terutama di kalangan generasi muda. Penyuluhan ini adalah langkah awal untuk mencegah dampak lebih besar,” ujar Anne.
Program ini juga mendapatkan dukungan dari Satuan Reserse Kriminal Polsek Marang Kayu dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Marang Kayu.
Kolaborasi ini menggambarkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mengatasi isu-isu sosial seperti penyalahgunaan narkoba.
PHSS menempatkan program ini sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk memberdayakan masyarakat.
Iva Kurnia Mahardi, Manager PHSS Field mengatakan bahwa meningkatnya kasus narkoba di sekitar wilayah operasi perusahaan membuat penyuluhan ini menjadi prioritas.
“Ancaman narkoba bukan hanya menghancurkan individu tetapi juga keluarga dan komunitas. Oleh karena itu, intervensi seperti ini penting agar generasi muda dapat bertahan dari ancaman narkoba,” ungkap Iva.
Ia juga menegaskan bahwa program CSR PHSS dirancang untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat. “Dukungan terhadap pendidikan dan peningkatan keterampilan merupakan fokus kami. Jangan sampai narkoba justru menjadi penghalang bagi generasi muda dalam menempuh pendidikan dan memanfaatkan keterampilan yang sudah dimiliki,” jelasnya.
Penyuluhan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba tetapi juga membangkitkan kesadaran para peserta untuk menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing.
Aulia, siswa SMP Negeri 2 Marang Kayu, menyampaikan apresiasinya. “Saya jadi tahu bagaimana narkoba bisa merusak masa depan. Semoga acara seperti ini terus diadakan setiap tahun,” ujarnya penuh harap.
Selain itu, penyuluhan ini menekankan pentingnya peran pelajar sebagai generasi penerus dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat.
Dengan memahami bahaya narkoba, para siswa diharapkan dapat menyebarkan informasi yang didapatkan kepada teman sebaya dan keluarga.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen PHSS dalam mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam setiap aktivitasnya.
Dengan menggandeng SKK Migas dan pihak lain, PHSS berupaya menciptakan perubahan yang berkelanjutan melalui pemberdayaan komunitas.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kami percaya bahwa penyuluhan adalah investasi bagi masa depan,” ujar Iva optimistis.
Ke depan, PHSS berharap program serupa dapat diperluas untuk menjangkau komunitas yang lebih besar.
Dengan sinergi lintas sektor, perusahaan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari ancaman narkoba di wilayah operasi dan sekitarnya.
Penyuluhan antinarkoba ini menjadi salah satu bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif jangka panjang.
PHSS tidak hanya berfokus pada produksi energi, tetapi juga mendukung pembangunan sosial demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.