Samarinda, infosatu.co – Sektor pendidikan menjadi salah satu isu yang senantiasa menarik perhatian calon pemimpin saat menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada).
Tak terkecuali bagi pasangan Rudi Mas’ud dan Seno Aji yang bakal maju di ajang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) tahun ini.
Menurut Seno, sektor pendidikan di Benua Etam masih membutuhkan perhatian ekstra. Terutama dalam hal aksesibilitas yang perlu diperbaiki.
Merujuk sebuah data, ia menjelaskan, hanya sekitar 70 persen pelajar SMA di Kaltim yang memiliki akses pendidikan.
Angka tersebut ditegaskannya masih jauh dari harapan bersama. Apalagi, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun.
“Kami bertekad untuk memastikan bahwa seluruh anak di Kaltim dapat menikmati hak pendidikan secara merata,“ jelas Seno saat diwawancarai di Gedung DPRD Kaltim, Kamis (22/8/2024).
“Akses pendidikan harus kita perluas hingga 100 persen. Ini bukan hanya tentang angka, tapi tentang masa depan generasi muda kita,” lanjutnya.
Menurutnya, pendidikan yang merata dan berkualitas adalah landasan utama bagi pembangunan sumber daya manusia di Kaltim.
Tanpa akses pendidikan yang memadai, Seno menilai, kesenjangan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut akan terus berlanjut.
“Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka kesempatan lebih luas. Dengan pendidikan, kita bisa membangun masyarakat yang lebih cerdas dan mandiri,” tambahnya.
Rudi Mas’ud dan Seno Aji berencana menerapkan pendekatan terpadu dalam pembenahan sektor pendidikan.
Fokus perhatiannya pada infrastruktur, pelatihan guru, serta dukungan terhadap sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Pasangan ini juga berencana menggandeng berbagai pihak, termasuk swasta dalam mewujudkan program-program pendidikan yang berkelanjutan.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Kami akan melibatkan semua pihak untuk memastikan bahwa seluruh anak di Kaltim mendapatkan akses yang layak. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujar Seno.
Selain meningkatkan akses, pasangan ini juga menyoroti pentingnya kualitas pendidikan. Menurut mereka, akses yang meluas harus diiringi dengan peningkatan kualitas agar lulusan sekolah di Kaltim mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Meski memiliki rencana ambisius, tantangan dalam memperbaiki akses pendidikan di Kaltim bukanlah hal yang mudah.
Infrastruktur pendidikan di daerah terpencil masih memerlukan perhatian khusus. Selain itu, keterbatasan tenaga pengajar di wilayah-wilayah pelosok juga menjadi isu yang perlu diatasi.
Seno mengakui bahwa dibutuhkan kerja keras dan keseriusan dari semua pihak untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Kaltim.
Namun, ia optimis bahwa dengan langkah-langkah konkret dan pendekatan yang tepat, perubahan positif bisa tercapai.
“Kami paham betul bahwa ini bukan hal yang mudah. Tapi, dengan tekad dan kerja sama dari berbagai pihak, kami percaya bahwa pendidikan di Kaltim bisa kita dorong ke arah yang lebih baik,” tutupnya.