Foto – Citiasia Bantah Sebagai Plagiat, Terkait Logo Branding Magnificent Samarinda
SAMARINDA – Lebih dari sepekan logo yang menjadi branding kota Samarinda bertema Magnificent Samarinda senilai 600 Juta rupiah menjadi topik utama pembicaraan netizen kota Tepian, lantaran Citiasia Center for Smart Nation (CSSN) selaku konsultan perancang dituding sebagai plagiasi yang meng-copy desain milik George Bokhua. Desainer asal New York, Amerika Serikat.
Logo yang diwacanakan menjadi citra baru bagi wajah kota Samarinda oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sejak diluncurkan pada tangal 21 Januari lalu, tepatnya.
Sekilas memang tak jauh berbeda dengan desain milik George Bokhua dan terus menuai pro dan kontra lantaran nilai yang di keluarkan Pemkot Samarinda terbilang cukup fantastis.
Tak mau di katakan sebagai Plagiat, CEO sekaligus pendiri Citiasia, Farid Subkhan di dampingi rekannya Hari Kusdaryanto. Serta Kepala Dinas Kominfo Kota Samarinda Aji Syarif Hidayatullah dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Asli Nuryadin, membantah tudingan tersebut dalam jumpa pers yang berlangsung sore tadi pukul 16.00 wita, di Yens Delight Cafe yang berada di kawasan jalan Juanda.
Berdasarkan sejumlah keterangan yang berhasil dihimpun Infosatu.co, Farid Subkhan menuturkan.
“Kami sangat menyayangkan logo yang telah di buat Citiasia melalui berbagai proses penyusunan logo dan tagline branding disebut sebagai plagiasi. Karena sebelum membuat suatu logo yang merupakan output dari branding itu sendiri, kami juga telah melakukan beberapa diskusi dan kajian terhadap dokumen-dokumen kota Samarinda. Mungkin sekilas nampak sama, namun dalam prosesnya, mulai dari penyusunan kata Samarinda, modifikasi vokal dan konsonan AMA, pemilihan warna, serta kata magnificent. Itu semua dirancang untuk memberikan gambaran yang kuat akan karakter kota Samarinda.”ucap Farid dalam penjelasanya sore tadi
Ditanya terkait dengan nilai yang dianggarkan pemerintah dalam proyek pembuatan logo tersebut, pihaknya juga enggan membahasnya.
Lanjut Farid, “Tolong jangan sekedar fokus pada logo saja. Terkait dengan harganya, bukan kapasitas saya untuk menjelaskan. Saya tidak mau membahasnya, 600 juta rupiah itu sangat kecil. Konsultan internasional saja bisa sampai miliaran rupiah.” katanya
Farid juga menerangkan output dari branding tersebut bukan hanya logo.
“Bukan hanya logo, masih banyak lagi outputnya. Yang musti sama-sama kami (Citiasia) dan pemerintah kota sosialisasikan pada masyarakat agar tidak salah mengambil kesimpulan. Outputnya sangat jelas, dari kegiatan penyusunan kajian City Branding, Blueprint City Branding, rancangan pengembangan kawasan Sungai Mahakam, dan logo Brand Book City Branding. ” imbuhnya
Terkait kemiripan logo yang dibuat oleh pihaknya (Citiasia) yang nampak sama dengan milik George Bokhua oleh awak media kota Tepian, Farid menjawab, “Itu haknya George Bokhua juga untuk berpendapat seperti itu. Boleh saja dia berkata seperti itu. Tapi kami garis bawahi, semua yang kami kerjakan berdasarkan kajian jadi kami tidak mencuri atau meniru sama sekali.” tegasnya.
Dalam jumpa pers tersebut, pihak Citiasia, juga menjelaskan semua karakter serta maksud dari konsonan AMA, serta warna yang ada pada logo Magnificent Samarinda. Sebelumnya, terang Farid lagi, pihaknya telah mengajukan 4 macam logo hasil garapan Citiasia kepada Walikota Samarinda, sebelum dipilihnya logo Magnificent Samarinda yang diluncurkan pada 21 Januari lalu di Big Mall Samarinda.
“Semua sudah kami kerjakan melalui proses lelang dan itu legal. Saya rasa bukan kapasitas kami jika proyek tersebut (pembuatan logo dan Blueprint City Branding) di laksanakan dengan di saimbarakan. Terlebih, logo dan rancang bangun dari kota Samarinda. Dan mengubah logo ini kembali. secara legal juga segala dokumen sudah kami serahkan kepada pemerintah kota. ” tandasnya.
Wartawan Hartono