Bali, infosatu.co – Jika kita mau berusaha, pasti akan ada jalan untuk mencapai kesuksesan. Rasanya kalimat itu tepat disandarkan kepada pria yang bernama Kris, seorang pengelola bar sekaligus penyedia jasa selancar di Pantai Kuta yang terletak di Desa Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Dengan kerja keras dan prinsip hidup yang teguh, ia berhasil mengubah nasibnya dari nol dari hidupnya sebagai pemulung, menjadi salah satu pelaku usaha di kawasan pariwisata terkenal dunia tersebut.
Lahir di Jakarta, Kris sudah menjalani hidup mandiri sejak usia empat tahun. Ia mengaku tidak tinggal dengan orang tua dan mengandalkan dirinya sendiri untuk bertahan hidup. “Hidup itu bukan kebutuhan, tapi keharusan,” ujarnya saat diwawancarai wartawan MSI Group, Jumat, 10 Januari 2025.
Kris menghindari bergantung pada orang lain, bahkan keluarga. Prinsip ini menjadi pegangan utamanya dalam menjalani hidup.
Pada 1999, Kris memberanikan diri meninggalkan Jakarta menuju Bali dengan uang hanya Rp50.000 di kantong. Perjalanan itu bukan tanpa rintangan.
Ia berpindah dari satu truk ke truk lain hingga tiba di Surabaya, kemudian menyeberang ke Bali. “Tujuannya cuma satu, lurus saja. Jangan lihat ke belakang,” kenangnya.
Setibanya di Bali, Kris mulai bekerja serabutan, termasuk membantu membuka dan menutup bar kecil. Perlahan, ia membangun jaringan dan belajar mengelola usaha. Kini, Kris berhasil menjadi pengelola sebuah bar di pinggir Pantai Kuta, sekaligus penyedia jasa dan pelatihan selancar bersama rekannya.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian berat bagi Kris dan pelaku usaha lainnya di Bali. Selama dua tahun, pariwisata Bali nyaris lumpuh. “Banyak toko dan usaha yang gulung tikar, baik milik lokal maupun pendatang. Orang Bali sendiri paling terdampak,” ungkapnya.
Namun, Kris tetap bertahan, menata ulang usahanya hingga situasi membaik.
Kris berharap generasi muda belajar dari pengalamannya. “Jangan terlalu bermanja dengan hidup. Ingat, kita bukan hidup untuk hari ini saja, masih ada masa depan. Jangan malas, kumpulkan uang, dan jalani hidup di atas kaki sendiri,” tutupnya.