Samarinda, infosatu.co – Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Samarinda berlangsung meriah di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (9/11/2024) malam.
Debat kali ini mengusung tema “Pembangunan Sosial dan Budaya, Perlindungan Anak dan Perempuan, Perbaikan dan Penataan Pemukiman”.
Debat publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda dengan panelis ini sangat penting dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap visi dan misi yang diusung oleh pasangan calon.
Calon tunggal Wali Kota Samarinda yakni Andi Harun-Saefuddin Zuhri hadir menggunakan pakaian setelan celana hitam dipadukan dengan batik khas Samarinda. Senyum bahagia terlihat dari pasangan tunggal itu.
Dalam kesempatan itu, Andi Harun dan Saefuddin Zuhri memaparkan rencananya dalam menangani isu-isu paling krusial di Samarinda.
Salah satunya, persoalan kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Samarinda yang meningkat dan mencapai 77 persen selama lima tahun terakhir.
Berdasarkan data tercatat 196 korban dari sejumlah kasus yang terjadi. Permasalahan itu ditanyakan oleh panelis.
Merespon pertanyaan itu, Andi Harun mengatakan langkah konkret untuk mencegah kekerasan terhadap anak dan perempuan. Langkah itu meliputi tiga sektor, yaitu, regulasi, struktural dan kultural.
“Regulasinya sudah lengkap dari undang-undang hingga surat edaran wali kota, semuanya kita punya,” katanya.
Andi Harun juga menilai, pernikahan dini memiliki keterikatan dengan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Pernikahan pada usia yang belum matang memiliki dampak negatif, contohnya perceraian usia muda, kesehatan ibu, kematangan psikologis pasangan dan lain-lainnya.
Data dari BKKBN Samarinda menyebutkan pernikahan dini melebihi rata-rata angka nasional di angka 24,4 persen.
Salah satu penyebab permasalahan ini adalah masih belum banyak pemuda yang menyadari dampak negatif pada pernikahan dini.