Samarinda, infosatu.co – Debat publik kedua bagi Calon Wali Kota dan Calon Wali Kota Bontang berlangsung di Hotel Hotel Bumi Senyiur, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (20/11/2024).
Dalam acara itu, panelis memberi pertanyaan kepada empat pasangan calon (paslon) yang menjadi peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bontang tentang persoalan penyandang disabilitas dan anak.
Pasangan Calon (paslon) 02 Sutomo Jabir-Nasrullah menjelaskan program yang diusung terkait permasalahan tersebut.
“Jika kami dipercaya menjadi wali kota, tentu kami akan berada pada posisi penyandang disabilitas, setidaknya ada lima poin yang menjadi perhatian,” kata Sutomo.
Lima poin yang diperhatikan itu adalah, pertama, kebijakan pro terhadap disabilitas dengan membenahi fasilitas umum untuk memudahkan para penyandang disabilitas beraktivitas.
Kedua, memberikan sarana penunjang bagi penyandang disabilitas, seperti penyediaan kursi roda, jalan kemiringan dan sebagainya.
Ketiga, akses informasi maupun pengaduan seperti halnya warga yang lain. Dalam hal ini, fasilitas seperti call center dengan disertai video call akan diberikan. Alasannya, tidak semua penyandang disabilitas dapat mendengarkan.
Poin keempat, akses sumber daya manusia. “Kita harus pro terhadap SDM untuk memberikan pelayanan pertama terhadap disabilitas minimal gestur disabilitas bisa pahami dan kita berikan pendirian kepada tenaga kita untuk membaca karakter disabilitas ini,” jelas Sutomo.
Poin kelima yang diusung paslon ini adalah memberikan pendampingan untuk mengarahkan para penyandang disabilitas mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Selanjutnya, menanggapi pertanyaan dari panelis, paslon 03 Najirah-Muhammad Aswar menyatakan akan menggabungkan penyandang disabilitas ke sekolah umum.
Kedua, menyediakan alat kesehatan bagi anak disabilitas. Ketiga, memberikan pelatihan kepada penyandang disabilitas.
Kemudian, keempat memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja di kantor dan memberikan insentif bagi perusahaan yang memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas.
Tanggapan paslon 04 Neni Moerniaeni-Agus Haris akan mengintegrasikan fasilitas umum rumah disabilitas di seluruh kawasan.
Kemudian, meningkatkan kualitas layanan informasi di sekolah-sekolah tidak ada perbedaan antara reguler dan inklusif.
Selain itu, melibatkannya dalam proses perencanaan pembangunan partisipasi disabilitas. Serta meningkatkan literasi masyarakat terhadap disabilitas dan perlindungan anak.
Terakhir, paslon 01 Basri Rase-Chusnul Dhihin yang menyatakan bahwa penyandang disabilitas dan anak akan aman jika mengedepankan kebijakan.