Penulis : Fairus : Editor : Sukri
Kutai Kartanegara, Infosatu.co – Mungkin belum banyak yang tahu, selain kawasan Tenggarong Seberang kawasan lumbung padi di Kutai Kartanegara (Kukar) juga salah satunya terletak di Desa Muhuran, kecamatan Kota Bangun. Berbeda dari kawasan persawahan di wilayah lain, lahan sawah di Desa Muhuran berada di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Belayan.
Ditemui saat menemani kunjungan di areal persawahan, Kepala Desa Muhuran Akhmad Nur mengatakan, setidaknya ada kurang lebih dari 158 hektare lahan persawahan yang digarap oleh masyarakat desa dengan rata-rata produksi 3 sampai 6 ton per hektar. Beras yang dihasilkan di Desa Muhuran terkenal dengan kualitas yang sangat bagus, khususnya Kaltim.
“Masyarakat disini sekitar tahun 1980-an, kami pernah bersama-sama mengirim bantuan berupa gabah ke Ethiopia,” ujarnya, Senin (21/10/2019) siang.
Sementara petani yang ditemui infosatu.co, Sofyan Edi mengatakan, penggarapan sawah di desanya sangat bergantung pada musim hujan. Karena alasan itu masa tanam juga terbatas, yakni hanya sekali tanam dalam satu tahun.
“Misalnya tahun ini, karena ada kemarau hasil panen turun sekitar setengah dari biasanya,” ucap Sofyan.
Lebih jauh kata Sofyan Edi , saat menggarap sawah, sebenarnya solusi untuk mengatasi ketergantungan kepada air hujan, sudah disediakan pompa untuk irigasi. Tetapi masalah tidak berhenti sampai disitu saja, pasalnya biaya operasional yang tinggi menyebabkan pompa bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kaltim itu tak bisa dimanfaatkan.
“Pompa itu milik provinsi, lalu biaya operasional yang diberikan kecil. BBM cuma cukup untuk memanasi mesin pompa. Kami dari petani pernah minta untuk diberikan ke kabupaten supaya bisa dioperasikan dengan Alokasi Dana Desa (ADD), tapi tidak diberikan,” katanya
Pompa air itu, kata Sofyan sudah ada sejak tahun 1997. Iuran dari para petani di Desa Muhuran untuk biaya operasional membeli BBM juga tak mencukupi.
“Untuk operasional, perlu sekitar Rp 7 juta untuk satu musim tanam. Berat juga kalau iuran,” tandasnya.
Selain itu, padi yang ditanam dikawasan DAS hasilnya sangat maksimal. Bisa mencapai 1,5 kali lebih besar dibanding hasil sawah biasa. Selain itu, perawatan nyaris tak menggunakan unsur kimia, mulai dari pupuk hingga pembasmi hama. Karena, tanah DAS dianggap lebih subur.
“Sayangnya, sawah di DAS dianggap bukan sawah, jadi perhatian pemerintah juga kurang,” tutupnya.