Balikpapan, infosatu.co – Kerukunan Sedulur Kediri Balikpapan (KSKB) menggelar peringatan Isra Mikraj di Jalan Soekarno-Hatta km 1, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu, 19 Januari 2025.
Sejumlah pihak hadir dalam kegiatan tersebut. Mulai dari Ketua Forum Komunikasi Paguyuban Balikpapan (FKPB) Ahmad Noor, Wakil Forum Komunikasi Keluarga Jawa Timur Winda, serta tokoh tokoh paguyuban antara lain Sutrisno, Supriyanto, Sukarman serta Ketua Paguyuban Jember, Pacitan, Ikawangi, Joyoboyo dan lainnya.
Yang istimewa, acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Balikpapan terpilih, Bagus Susetyo beserta istri, Siti Chodijah yang asli Kediri.
Saat hadir, ia diminta panitia acara untuk mengenakan seragam KSKB agar semakin menambah suasana kekeluargaan dalam peringatan Isra Mikraj tersebut.
“Sangat senang berada di tengah keluarga Kediri yang mana istri saya juga orang dari Kediri,“ ujarnya saat memberikan sambutan.
Dalam kesempatan itu, Bagus juga mengapresiasi tingginya toleransi yang berlangsung di Benua Etam. Dengan demikian, kehidupan berlangsung kondusif di tengah banyaknya perbedaan latar belakang.
“Banyaknya paguyuban di Balikpapan menambah silaturahmi antarsuku seluruh Indonesia. Saya senang berada di sini, karena Kalimantan Timur adalah daerah yang sangat kondusif. Meskipun banyak suku, tapi tidak pernah ada konflik antarsuku,“ tutur pria asal Yogyakarta ini.
Karena hal tersebut, Bagus menyatakan bahwa Kaltim dipilih oleh pemerintah menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Di sisi lain, kehadiran Wakil Wali Kota Balikpapan beserta seluruh tokoh mendapatkan apresiasi dari pimpinan KSKB Sukimin. Menurutnya, hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi organisasi tersebut.
“Kami berterima kasih kepada bapak dan ibu yang telah meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga Kerukunan Sedulur Kediri Balikpapan, sehingga kami dapat silaturahmi dengan bapak dan ibu ” tutur Sukimin.
Sementara itu, KH Muslim Umar selaku penceramah menjelaskan bahwa Isra Mikraj merupakan momentum ketika Nabi Muhammad SAW diangkat ke langit oleh Allah SWT.
“Allah memanggil Rasul-Nya, yakni Muhammad untuk menghadap Allah SWT. Di sana Muhammad diberikan tuntunan dan terjadilah suruhan untuk salat satu hari satu malam menjadi 17 rakaat. Awal mulanya salat itu ada 54 rakaat ” tuturnya.