Penulis : Humas Kutim – Editor : Eres
Sangatta, infosatu.co – Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam keindahan panorama di dalamnya. Tidak hanya itu kekayaan sumber daya alamnya merupakan daya tarik tersendiri bagi negara–negara lain. Mereka dapat melihat langsung potensi Indonesia, dari Pulau Sabang hingga Merauke.
Saat ini, perkembangan pariwisata dunia semakin pesat. Begitu juga di Indonesia. Pengembangannya sangat berpotensi menghasilkan tambahan ekonomi bagi masyarakat di wilayah-wilayah destinasi wisata.
BACA JUGA :Ditanya Soal Sekprov, Isran Malah Tunjuk Rusdi, Bukan Abdullah Sani
Di Indonesia sendiri, pariwisata sudah diklaim sebagai salah satu sektor unggulan, dan sudah 4 tahun berjalan pariwisata menduduki salah satu prioritas pembangunan nasional di samping pertanian dan perikanan.
Itulah sedikit gambaran dalam pembahasan pada kegiatan bertajuk Bimbingan Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata Pasar Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika yang merupakan gelaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Timur (Kutim) bekerja sama dengan Komisi X DPR RI dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Pusat di Hotel Royal Victoria, Sangatta, Selasa (5/3/2019).
Panitia menghadirkan narasumber diantaranya Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional III Sigit Witjaksono, Kabid Pemasaran Area II Komang Mahawira dan TPP Wisata Sejarah, Religi, Tradisi, dan Seni Budaya Ary Hartanto. Wabup Kasmidi Bulang dengan seksama mengikuti paparan dan diskusi bimtek tersebut. Tampak mendampingi Sekretaris Dispar Kutim Suparto.
Hetifah dalam arahan singkatnya menuturkan bahwa bimtek difokuskan sebagai salah satu kepedulian peran legislatif terhadap pengembangan dunia pariwisata adalah salah satu upaya mendorong kemajuan pariwisata di Kaltim. Pihaknya ingin menggenjot pariwisata Kaltim khususnya di Kutim karena potensinya terbilang besar, tak kalah dengan daerah lainnya.
BACA JUGA :Warga Loa Kulu Ngadu ke Gubernur, Protes Pencemaran Lingkungan PT MHU
“Tinggal dikemas saja lagi. Tujuan dikembangkannya wisata bukan semata-mata mengejar PAD, akan tetapi akarnya untuk kesejahteraan rakyat. Jika rakyat sejahtera, maka PAD otomatis menyusul dengan sendirinya,” ucapnya.
Wanita berhijab ini pun berjanji memperjuangkan pengembangan dan promosi wisata di Kutim, pasalnya dalam pandangannya, wisata di Kutim terbilang luar biasa. Layak diperjuangkan dan dikembangkan sebagai magnet kuat menarik wisatawan.
“Potensi pariwisata di Kutim sangat lengkap dan besar. Apalagi ditambah dengan kebudayaannya, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar wisata di Kutim, dapat dilirik. Mulai pembenahan infrastruktur, promosi, menggaet investor, keseriusan pemerintah setempat, dan didorong oleh dukungan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Wabup Kasmidi Bulang sepakat dengan arahan Hetifah. Menurutnya secara geografis Kutim punya titik-titik destinasi wisata unggulan. Mulai dari garis pantai laut Teluk Lombok, Tanjung Perancis, Teluk Kaba dengan pepohonon mangrove, Pantai Sekerat hingga Pantai Birah-birahan. Belum lagi ada pegunungan Karst Sangkulirang Mangkalihat dengan goa tapak tangan, hingga Gunung Beriun yang menyimpan kekayaan flora maupun fauna.
BACA JUGA :Mimpi Sangkulirang Jadi Kabupaten Pesisir. Ternyata Potensinya Luar Biasa
“Jadi Kutim punya wisata alam, bahari, pegunungan karst yang menjadi situs prasejarah. Kutim hanya masih kurang wisata udara, karena masih dalam progres pengembangan arena paralayang di daerah Bukit Sekerat,” ungkapnya.
Ditambahkan Kasmidi, tahun ini Pemkab Kutim akan berkonsentrasi dalam peningkatan infrastruktur menuju akses ke lokasi wisata. Salah satunya perbaikan jalan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan mencapai titik destinasi. Selanjutnya solusi yang ditawarkan yaitu penyelesaian Bandara Sangkima yang masih terganjal kebijakan pusat.
Sedangkan terkait bimtek ini, Kasmidi menuturkan bisa menjadi input informasi yang baik untuk Kutim.
“Hadirnya Bu Hetifah dan perwakilan Kemenpar nantinya akan membuat program- program yang sejalan atau dibutuhkan untuk sektor pariwisata di Kutim agar dapat disuport juga melalui pendanaan,” harap Kasmidi.
Bimtek diikuti sekitar 50 peserta berasal dari beberapa unsur lembaga maupun organisasi diantaranya asosiasi pariwisata (BPPD, PHRI, HPI), akademisi pariwisata dalam hal ini Duta Pariwisata Indonesia, pelaku usaha dan jasa pariwisata, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), komunitas pariwisata, fotografer/videografer, dan jurnalis.