Foto : Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan DLH Prov Kaltim M. Fadli
Penulis : Adityo Permadi- Editor : Sukrie
Samarinda, infosatu.co– Kalimantan Timur, jumlah populasi orang utan Sub-Spesies Pongo Pygmaesus Mario diperkirakan hanya tinggal 3.000-4.000 ekor. Dari jumlah tersebut hanya kurang lebih 25 persen yang hidup di wilayah konservasi dan hutan lindung, dan kurang lebih 75 persen hidup di hutan produksi maupun di luar kawasan hutan, seperti kebun sawit.
Untuk mengurangi beban potensi konflik antara manusia dengan orang utan, Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan DLH Kaltim M. Fadli kepada awak media,Selasa (14/5/2019) di kantor Dinas Lingkungan Hidup Prov Kaltim, menyebutkan bahwa DLH terus berupaya melakukan pengelolaan ekosistem yang diluar kawasan konservasi, misalnya saja perkebunan kelapa sawit
“Ini menjadi persoalan penting bagi pemerintah karena kawasan konservasi ini adalah habitat terakhir bagi orang utan, karena memang tidak banyak tempat yang cocok untuk kehidupan satwa seperti orang utan. Untuk di Kaltim sendiri hanya di wilayah Kutai Kartanegara sampai arah utara menuju Berau kita masih bisa menjumpai orang utan,”bebernya
Dalam menanangani masalah ini pemerintah Kaltim bekerja sama dengan KLHK, The Nature Conservacy (TNC), Lembaga Adat Wehea dan sektor swasta bersepakat untuk mengelola kawasan koridor orang utan seluas 532.143 hektar di bentang alam Wehea-Kelay, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau.”tutupnya
Jadi yang menjadi perhatian kita pemerintah agar melakukan pembangunan hijau untuk tetap menjaga kelestarian satwa langka yang ada di Kalimantan Timur tetap terjaga,”ucapnya