Samarinda, infosatu.co – Saat perubahan besar di depan mata, Kalimantan Timur menghadapi pertanyaan besar. Apakah provinsi ini siap dengan pemimpin yang bermartabat dan visioner?. Di tengah transisi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), sosok pemimpin yang tepat semakin mendesak.
Setelah menghadiri Rapat Pleno Terbuka KPU Kaltim, Senin, 23 September 2024, Andi Fathul Khair, Ketua Harian Forum Kalimantan Timur Sehat (Fokus), menyampaikan pentingnya kualitas kepemimpinan dalam menghadapi perubahan tersebut.
Dalam wawancara di Hotel Ibis Samarinda, usai makan bersama tim pemenangan Rudy Seno, ia menekankan perlunya pemimpin yang memiliki integritas, kapabilitas, serta kesehatan fisik dan mental.
Dalam wawancara eksklusif dengan Infosatu.co, Andi Fathul Khair, yang akrab disapa Andi Khair, menyampaikan bahwa masyarakat Kaltim sudah jenuh dengan pemimpin yang banyak bicara tapi minim tindakan. Baginya, kepemimpinan yang bermartabat dan bertanggung jawab menjadi kunci.
“Kita tidak ingin pemimpin yang bicara tanpa bobot dan visi. Itu tidak membawa kemajuan bagi kita,” tegas mantan Ketua DPW PBB Kaltim itu.
Andi Khair juga mengapresiasi kemenangan Golkar di Kaltim, yang berhasil meningkatkan jumlah kursi di DPRD dari 11 menjadi 15. Menurutnya, kesuksesan ini mencerminkan kemampuan Rudy Seno, seorang pengusaha dan politisi, yang dianggapnya bisa menjadi figur penting dalam memajukan Kaltim.
Selain itu, Andi Khair menyoroti fenomena janji politik yang kerap tidak terealisasi. Ia berharap pemimpin Kaltim di masa depan mampu membawa perubahan nyata, terutama dengan tantangan besar sebagai Ibu Kota Nusantara.
“Kalimantan Timur akan menjadi pusat perhatian nasional. Pemimpin kita harus mampu memecahkan masalah dari pesisir hingga perbatasan pedalaman,” jelasnya.
Andi Khair mengingatkan Kalimantan Timur perlu segera berbenah agar siap menghadapi tantangan di masa mendatang. Kepemimpinan yang kuat, sehat, dan bermartabat menjadi hal yang mutlak demi menjaga stabilitas dan kemajuan masyarakat.
Menutup wawancara, Andi Khair menekankan bahwa masyarakat harus cermat dalam memilih pemimpin yang tidak hanya berani berbicara, tapi juga bertindak nyata. Ia juga mengkritik keras pemimpin yang tidak menjaga etika dalam berkomunikasi.
“Kita harus memilih pemimpin yang menjaga bahasa, menjaga martabat dan yang terpenting, punya visi untuk Kaltim, yang lebih baik,”tegasnya.
Wawancara ini menegaskan pentingnya kepemimpinan yang berintegritas dalam menghadapi perubahan besar di Kaltim, terutama menjelang pemindahan Ibu Kota Nusantara.