Penulis : Humas Prov.Kaltim- Editor : Eres
Samarinda,infosatu.co – Meski tidak langsung menemui mahasiswa yang berunjurasa di depan Kantor Gubernur, Senin (25/3/2019), Gubernur Isran Noor mengaku sudah memahami tuntutan para pendemo yang tergabung dalam Lingkar Studi Kerakyatan (LSK).
Isran menegaskan pabrik semen yang akan dibangun tidak berada di kawasan Karst Sangkulirang – Mangkalihat (Kutai Timur dan Berau) yang memiliki cagar budaya pra sejarah dan tandon raksasa yang menjadi sumber air masyarakat di kawasan tersebut.
BACA JUGA :Mahasiswa Tuntut Izin Pabrik Semen Dicabut, Gubernur : Kita Dengarkan Saja
Penegasan itu disampaikan Gubernur Isran Noor menjawab pertanyaan wartawan terkait demo yang sedang berlangsung di depan Kantor Gubernur. Aksi demonstrasi melibatkan elemen organisasi mahasiswa dari Samarinda, Kutai Timur, Balikpapan dan Kutai Kartanegara.
Isran mengaku sangat paham apa yang disampaikan para pendemo. Karena yang dimaksud para pendemo itu ada di Kecamatan Sandaran, Kutai Timur. Itu bukan daerah yang akan dibangun pabrik semen oleh korporasi asal Tiongkok HongShi Holding Groups Co Ltd.
“Bukan di situ pabrik semen akan dibangun. Bukan di karst. Karst ada di Sandaran,” kata Isran Noor.
BACA JUGA :Yunus Nusi Protes, Gusti Randa Bukan Plt Ketum PSSI
Adapun rencana investasi pembangunan pabrik semen tersebut mencapai U$D 1 miliar hingga U$D 2 miliar. Bahkan kata Isran, jika melihat presentasi pengusaha asal Tiongkok tersebut, pembangunan dipastikan sangat ramah lingkungan atau nol debu.
Isran menyebutkan pengusaha Tiongkok akan menjalin kerja sama dengan PT Kobexindo yang lebih dulu mendapat izin industri di kawasan tersebut ketika era kepemimpinan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak Ishak.
“Izinnya tentu menggunakan izin yang lama. Ketika Era Gubernur Awang Faroek Ishak. Kawasan yang akan dimanfaatkan sekitar 800 hektar. Yang jelas, pabrik semen itu bukan di karst,” tegas Isran.
Mengenai aksi mahasiswa tersebut, Isran menilai bagus saja, karena tujuannya menyampaikan aspirasi.