Samarinda, infosatu.co – Ratusan santri mengikuti kegiatan istighosah dan pawai santri dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (20/10/2024).
Kegiatan yang digelar di kawasan Polder Air Hitam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan santri dan ulama di masa lalu. Kegiatan itu sekaligus persiapan untuk tantangan di masa depan.
Pawai santri dari berbagai pondok pesantren di Kota Samarinda ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat rasa nasionalisme dan keagamaan.
Ratusan peserta, mulai dari guru, santri, hingga alumni pesantren se-Kota Samarinda turut serta dalam kegiatan ini.
Pawai dimulai dari Polder Air Hitam, kemudian melewati sejumlah jalan utama, termasuk Jalan AWS, Jalan Wahid Hasyim I, dan kembali ke titik awal.
Para peserta dengan semangat mengibarkan bendera dan melantunkan salawat sepanjang rute. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari PCNU, Kementerian Agama Kota Samarinda, serta Badan Kesbangpol Samarinda.
Acara ini dipelopori oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Kota Samarinda dan Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) Samarinda.
Ketua pelaksana istighosah dan pawai santri Muhammad Jui menjelaskan bahwa peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh setiap 22 Oktober ini merupakan wujud syukur atas peran besar ulama dan santri dalam sejarah bangsa.
“Kami sangat bersyukur karena pemerintah menetapkan Hari Santri. Ini mengingatkan kita bahwa santri turut memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Melalui tema ‘Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’, kami berharap para santri semakin menghayati nilai-nilai nasionalisme dan keagamaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muhammad Jui mengungkapkan harapannya agar pemerintah lebih mendukung peningkatan pendidikan pesantren.
“Kami berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah, terutama dalam menyediakan infrastruktur dan program pendidikan yang lebih memadai untuk para santri,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Abu Khanifah, perwakilan dari Kementerian Agama Kota Samarinda juga menegaskan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah watoniyah.
“Silaturahmi harus terus dijaga meskipun ada perbedaan keyakinan. Dengan begitu, suasana damai dan sejahtera akan terus tercipta di masyarakat. Insyaallah, Indonesia akan menjadi negara yang subur, makmur, dan diridai Allah, baldatun thoyyibatun warrabun ghafur,” tegasnya.
Peringatan Hari Santri Nasional ke-10 ini diharapkan dapat menjadi momen penting untuk memperkokoh persatuan dan mendorong kemajuan pendidikan pesantren di masa depan.