Samarinda, infosatu.co – Hingga kini masih banyak akses jalan di daerah pelosok Kota Samarinda belum mendapatkan jatah semenisasi, khususnya akses jalan di dalam gang dengan kondisi sangat memprihatikan ketika hujan turun.
Salah satunya di Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran yang akses jalannya belum mendapat jatah semenisasi. Hal tersebut terlihat ketika Anggota Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono melakukan reses di Jalan Diponegoro Gang Kenangan I Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran RT 35.
Agenda rutin DPRD Kaltim yang dilakukan politikus Golkar ini merupakan reses masa persidangan I tahun 2021. Beberapa masyarakat pun memberikan aspirasinya terkait semenisasi, drainase dan masalah lowongan pekerjaan yang susah didapatkan anak-anak baru lulus di masa pandemi ini.
Salah seorang warga dari RT 23 Bukuan, Suwito mengatakan bahwa prioritas utama yang diminta masyarakat adalah semenisasi dan pembangunan drainase.
“Seharusnya pembangunan di sini terealisasi karena kampung ini punya banyak gang, jalannya banyak yang rusak. Pembangunan di sini masih ketinggalan dari daerah lain, jangankan di sini bahkan jalan poros pun tidak tersambung dan rusak,” ungkapnya, Minggu (21/2/2021).
Lanjutnya, ia menyadari bahwa pembangunan di daerah sini harus ada kepedulian RT sehingga bisa mengusulkan ketika adanya musrenbang.
“Harusnya dari RT mengusulkan, namun jika RT-nya tidak gerak ya bakal lambat pembangunan di sini. Dengan kedatangan Pak Tiyo (sapaan akrab Anggota Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono, harapan dari masyarakat kerja samanya dengan dewan kota. Karena kalau kampung seperti ini yang mengerjakan itu dari pihak kota, sedangkan pak Tiyo ini adalah dewan provinsi,” jelas Suwito.
Suwito membeberkan bahwa belum ada dewan dari kota maupun provinsi berkunjung ke daerahnya. Namun beda hal dengan Nidya Listiyono sebagai dewan provinsi.
“Pak Tiyo ini walaupun dari provinsi, dia mau turun ke lapangan masuk dalam gang. Selama ini jarang sekali ada dewan yang datang, baik di kota maupun provinsi. Ahamdulillah Pak Tiyo ini mau turun ke dalam gang kecil, ada perhatiannya kepada masyarakat sini,” terangnya.
Menanggapi aspirasi masyarakat Bukuan berupa keluhan drainase yang tidak terealisasi karena kontraktor dianggap takut mengambil proyek tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kaltim Fraksi Golkar Nidya Listiyono mengatakan bahwa kendala-kendala di lapangan tentu akan ia sampaikan kepada pihak terkait.
“Bahasa kontraktor takut dari masyarakat ini sebenarnya banyak faktor. Mungkin saja di saat pemerintah menganggarkan, ada rakyatnya yang tidak tahu dan banyak minta ini itu. Kalau tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), maka pekerja tidak berani juga,” kata Tiyo.
Maka ini harus disinkronkan sebelum masuk ke dalam program yang ada di daerah. Harusnya pemerintah melalui perangkatnya melalui camat, lurah ataupun RT berkomunikasi dengan warganya. Sehingga pada saat ada pembangunan sudah tidak perlu lagi menanyakan ini dan itu serta tidak ada permasalahan di dalamnya.
“Nanti ketika mau dicor, masyarakat tidak tahu. Misalnya, yang menjadi akses jalan belum dibebaskan dan kena tanah warga. Ini penting untuk dikomunikasikan, sehingga kata kuncinya adalah komunikasi,” tegasnya.
Setelah ini Tiyo akan menyampaikan kepada pemerintah kota (pemkot) maupun pemerintah provinsi (pemprov) untuk lebih intens lagi berkomunikasi melalui perangkatnya kepada warga masyarakat.
“Harus lebih intens kepada masyarakat melalui perwakilannya yaitu RT, lurah, camat dan lain-lain supaya pembangunannya bisa segera terlaksana dan lancar,” urainya.
Kemudian, aspirasi masyarakat di RT 21 juga Tiyo tampung terkait kesulitan anak-anak yang baru lulus sekolah mendapatkan pekerjaan di masa pandemi ini. Ia akan berkoordinasi dan menghubungi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).
“Harapan saya Disnaker bisa menginformasikan secara luas terkait lowongan-lowongan kerja yang ada di Kota Samarinda. Sehingga masyarakat bisa mengakses dengan mudah baik itu datang ke kantor ataupun melalui koran, website dan media sosial,” tutupnya. (editor: irfan)