Foto ; Asisten Pemkesra Suko Buono menandatangani berita acara dalam momen penutupan Musrenbangkab RKPD tahun 2020 disaksikan Kepala Bappeda Kutim Edward Azran dan deretan camat se-18 kecamatan. (Foto: Wahyu humas)
Penulis : Humas Kutim – Editor : Eres
Sangatta, Infosatu.co – Hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengerucut dalam tiga bidang utama skala prioritas pembangunan yakni sumber daya manusia (SDM), ekonomi, dan Pengembangan Prasarana Wilayah (PPW).
BACA JUGA :PT Telen Prima Sawit Terima ISPO, Ismu Berharap Semua Perusahaan Juga Dapat
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kutim Edward Azran melaporkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Musrenbangkab) mencapai kesepakatan usulan program sebanyak 1.599 kegiatan di antaranya untuk SDM ada 819 kegiatan dengan taksiran anggaran Rp4 triliun. Ekonomi ada 440 kegiatan dengan beban anggaran Rp202 miliar, dan PPW 340 kegiatan dengan perkiraan dana menyentuh angka Rp1,1 triliun.
BACA JUGA :Pemprov – DPRD Kaltim Sepakati Raperda RPJMD Kaltim 2018 – 2023, Menjadi Perda
“Jumlah total PAGU (jumlah anggaran lokasi yang ditetapkan untuk mendanai belanja pemerintah) dalam APBD Kutim menyentuh angka Rp5,3 triliun,” ucap Edward disaksikan Asisten Pemkesra Suko Buono mewakili Bupati Ismunandar, perwakilan pejabat lingkup ASN Kutim, camat 18 kecamatan, kepala desa, hingga golongan akademis dalam penutupan Musrenbangkab untuk Rencana Kerja Program Daerah (RKPD) Tahun 2020 di Ruang Akasia Gedung Serba Guna kawasan Bukit Pelangi, Rabu (27/3/2019).
Edward menambahkan dari jumlah usulan yang sudah masuk, Bappeda Kutim cukup kerepotan pasalnya seluruh usulan dari kecamatan hingga desa dalam rencana pembangunan susah dianulir. Hal ini pun menurut Edward secara logika semua usulan sangat kuat dan luas untuk kepentingan seluruh masyarakat di daerah.
BACA JUGA :KONI Kaltim ke Papua, Hasilnya PON Papua Dijamin Aman
“Pemerintah tentu harus responsif untuk mengatasi persoalan yang berkembang di masyarakat dengan menggenjot pembangunan lebih banyak di daerah. Benang merahnya peningkatan infrastruktur yang diterima oleh masyarakat. Kades dalam hal ini punya wawasan luas untuk mensejahterakan warganya. Untuk itu, saya minta disiapkan rencana sosialiasi target pembangunan tahunan hingga lima tahun ke depan bisa tercapai,” jelasnya.
Mantan Kadisperindag ini pun menyarankan camat dan kades bisa mengubah pola pikir terutama dalam memasukkan e-Budgeting tidak boleh tumpang tindih antara usulan Musrenbangkab maupun Musrenbangprov. Jika nanti terdapat double disarankan untuk ditunda terlebih dahulu. Semua tertuang dan harus tercatat. Pihak yang terlibat dalam menyukseskan program usulan ini pun jangan apatis.
“Fokusnya semua harus ditanya ke masyarakat sudah disetujui apa tidak. Selanjutnya harus dilampirkan dalam program, sewaktu-waktu sudah siap ketika diaudit. Saya harap seluruhnya dapat berjalan lancar menuju kemashalatan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Asisten Pemkesra Suko Buono sesuai dengan arahan Bupati Ismunandar meminta seluruh pemangku kebijakan setelah melaksanakan Musrenbangkab menyamakan persepsi kebutuhan pembangunan dan kemampuan keuangan daerah.
“Program yang belum terakomodir secara berjenjang nantinya diusulkan ke provinsi dengan APBN. Bappeda dalam hal ini terus bekerja dalam penajaman RKPD TAhun 2020 menuju penetapan KUA PPAS,” tutupnya.