Balikpapan, infosatu.co – Dalam sepekan terakhir kasus terkonfirmasi positif khususnya usia anak cukup tinggi. Dari hasil evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan ada sebanyak 24 kasus.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty menyampaikan itu saat konferensi pers update harian kasus Covid-19 Balikpapan, Rabu (22/12) sore di halaman Kantor Wali Kota Balikpapan.
“Analisa mingguan sejak 14-22 Desember 2020 yang menonjol adalah kasus anak usia 0-10 tahun meningkat. Kita temukan ada 24 kasus dari klaster keluarga,” ujar Dio sapaan akrabnya.
Sementara untuk kasus positif anak berusia 10-18 tahun sebanyak 11 kasus, dan usia muda 19-25 tahun 28 kasus.
“Peningkatan kasus pada usia anak ini jadi perhatian dalam dua minggu terakhir,” urainya.
Selain peningkatan kasus pada usia anak, Satgas Penanganan Covid-19 Balikpapan juga menyoroti peningkatan kasus harian. Hari ini terdapat penambahan sebanyak 66 kasus baru.
“Dari 66 kasus ini, 16 dengan gejala suspek, 17 Orang Tanpa Gejala (OTG), 30 riwayat tracking, satu tracking kasus di tempat kerja dan dua pelaku perjalanan,” ungkapnya.
Kabar baiknya, terdapat 34 pasien sembuh atau selesai isolasi. Sembilan di antaranya selesai dari Embarkasi Haji, 8 pasien dari RSPB dan 17 selesai isolasi mandiri.
“Namun ada satu kasus pasien positif meninggal dunia. Pasien Laki-Laki BPN 5.332 berusia 57 tahun. Meninggal pada 19 Desember 2020 pukul 21.30 Wita. Pasien baru terkonfirmasi positif hari ini,” ucapnya.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan Rizal Effendi mengungkapkan, selain kasus anak dan klaster keluarga yang jadi perhatian. Klaster pekerja migas juga masih jadi perhatian. Karena terus meningkat.
“Jadi yang menjadi perhatian kita dalam sepekan terakhir kasus anak yang menonjol. Selain itu yang meningkat juga di klaster Pertamina (pekerja migas), ini yang perlu mendapat perhatian kita, selain juga klaster keluarga,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat untuk menunda dulu melakukan perjalanan keluar daerah, jika tidak penting. Karena justru banyak kasus dari pelaku perjalanan. Termasuk juga yang banyak dari luar klaster pekerja migas.
“Sudah banyak di masyarakat yang melakukan perjalanan, makanya saya mohon betul, kita ingatkan kalau tidak perlu, jangan melakukan perjalanan,” tegasnya. (editor: irfan)