Samarinda, infosatu.co – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda mencatat angka stunting di Samarinda masih 25,3 persen.
Data itu merupakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kota Samarinda tahun 2022. Jumlah itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan target sebanyak 21,6 persen (1.907 kasus stunting).
Sementara, berdasarkan data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Masyarakat (PPGBM) per Juli 2023, kasus stunting masih dialami oleh 2.500 anak (13,7 persen).
“Dihitung dari 21 persen tingkat kunjungan ke posyandu, usia 0 sampai 23 bulan sebanyak 1.051 anak dan usia 24 sampai 59 bulan ada 1,449 anak,” kata Kepala DPPKB Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani usai penyerahan secara simbolis donasi telur sehat bagi anak yang mengalami stunting oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun di Anjungan Karamumus, Samarinda, Sabtu (30/9/2023).
Menurut Ayu, angka tertinggi kasus stunting ada di Kecamatan Loa Janan Ilir dengan 235 anak, Kecamatan Sei Kunjang 151 anak, dan Kecamatan Samarinda Ulu 105 anak. Adapun sisanya, tersebar di sejumlah Kecamatan dengan jumlah bervariasi.
Dengan angka tersebut, Ayu mengungkapkan bahwa upaya menurunkan stunting di Kota Samarinda masih membutuhkan kerja ekstra keras. Maka, donasi telur sehat yang diinstruksikan Wali Kota Andi Harun diharapkan mampu mempercepat penurunan stunting di Samarinda.
“Hari ini adalah tahap awalnya, dan yang menjadi penggerak adalah para pejabat-pejabat Pemkot Samarinda dengan melakukan penggalangan dana, dan sudah terkumpul 68,7 juta,” tuturnya.
“Program ini juga akan dilakukan secara bertahap selama enam bulan,” lanjutnya.
Sementara itu, progam donasi telur untuk anak stunting ini bekerja sama dengan Varia Niaga. Kolaborasi itu berdasarkan Instruksi Wali Kota Samarinda Nomor 4 Tahun 2023 tentang Donasi Telur Sehat dan Atau Beras Sehat dari Pejabat Pemerintah Kota Samarinda Tahun 2023.
“Kami berharap tahun 2023 ini sesuai target penurunan stunting kami yaitu adalah 17,9 persen dan di akhir tahun 2024 sebesar 11,9 persen,” harapnya.