SAMARINDA – Terus bertumbuhnya kecanggihan sains dan teknologi yang dikenal dengan era revolusi industri 4.0 membuat masyarakat, termasuk warga Kota Samarinda untuk bermigrasi ke era digital. Sebagai konsekuensi hadirnya revolusi industri 4.0 membuat dunia kini mengalami perubahan yang semakin cepat dan kompetitif.
Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Gogot Suharwoto menilai, para pelaku pendidikan dan kebudayaan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.
Pentingnya, reformasi sekolah, peningkatan kapasitas dan profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir menjadi tuntutan dunia pendidikan saat ini.
Hal ini disampaikan Gotot Suharwoto dalam rapat Koordinasi Pendidikan Tahun 2019, di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis (28/02/2019) siang tadi.
Rapat koordinasi ini juga di hadiri Plt. Kadisdikbud Ir. H. Sa’bani, seluruh Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kabupaten/kota se-Kaltim dan Seluruh Kepala Sekolah se-Kota Samarinda.
“Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekedar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.” ujarnya.
“Untuk bisa menghadapi semua tantangan tersebut, syarat penting yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas yang juga dikenal dengan kompetensi abad 21. Pasalnya, di era revolusi industri 4.0 profesi guru makin kompetitif.” imbuhnya.
Dirinya menilai, metode pendidikan kepada anak juga dapat diberikan melalui media digital. Untuk menjawab tantangan dalam kemajuan teknologi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) mengembangkan suatu layanan pembelajaran berupa portal pembelajaran yang dikenal dengan Rumah Belajar.
“Pustekkom telah mengembangkan salah satu portal belajar online yang mereka sebut rumah belajar dengan domain.Portal ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendukung proses mengajar yang lebih interaktif di kelas. Nantinya tiap siswa dapat menggunakan laman ini sebagai bahan belajar alternatif, baik itu di dalam dan luar jam sekolah.” ucapnya lagi.
Dirinya menambahkan, adanya rumah belajar ini bukan untuk menggantikan peran guru di sekolah. Portal belajar online ini hanya untuk menambah kemampuan anak dan memperkuat peran guru (tenaga didik) sehingga menjadi penjaminan kualitas dan alat evaluasi pada setiap jenjang pendidikan.
Sekedar diketahui,pada laman ini (https://belajar.kemdikbud.go.id), ada beberapa fitur utama yang dapat digunakan tiap siswa. Diantaranya, sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Sekedar diketahui, beberapa sekolah di Indonesia sudah memanfaatkan Rumah Belajar ini dan aplikasi tersebut bisa dijalankan secara gratis. Hingga akhir tahun 2019, Gotot Suharwoto juga menargetkan sebanyak 50 juta siswa di Indonesia dapat memanfaatkan rumah belajar.
Wartawan Hartono