Penulis : Asya – Editor : Sukrie
Samarinda, Infosatu.co – Perseteruan antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan untuk menjadi calon ibu kota negara Indonesia belum selesai. Kaltim dan Kalsel bersaing mempromosikan keunggulan kepada Presiden RI Joko Widodo agar dipilih.
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie mengkritisi kurangnya antusiasme Gubernur Kaltim Isran Noor perihal pemindahan ibu kota.
“Kaltim seharusnya segera mengambil langkah penyusunan rencana yang bagus. Seperti lahannya jelas, titik koordinat yang jelas, petanya ada. Ini cuek saja,” kritiknya ketika diwawancarai di acara Seminar Kesiapan Kaltim Terhadap Persiapan Pemindahan Ibu kota Negara di Pendopo Lamin Etam jalan Gadjah Mada Sabtu (27/07/2019).
Usulan tersebut telah disampaikan Irianto langsung kepada Gubernur Kaltim Isran Noor secara langsung. Namun, tidak ada tanggapan dari Isran.
Permasalahan saat ini, imbuh Irianto, Kalsel dan Kaltim sama – sama keras. Hal tersebut membuat bingung seluruh pihak.
“Pada keras satu sama lain. Sebenarnya kan ini keputusan politik, makanya jadi susah,” tegasnya.
Keinginan keras dari 2 provinsi ini, kata Irianto, berdasarkan keuntungan yang akan diterima ketika diubah menjadi Ibu Kota Negara. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi yang menarik drastis.
Agar terpilih, 2 provinsi tersebut harus menyerahkan keunggulannya berdasarkan data. Sayangnya, ungkap Irianto, Kaltim belum memilikinya.
“Untuk memenangkan persaingan, kita kan harus memiliki keunggulan. Tapi apa ? Belum ada saat ini. Pejabat – pejabat di Kaltim belum tahu juga dengan jelas,” ungkapnya.
Secara data, Kaltim banyak keunggulan dari Kalsel. Tetapi belum ada pembuktian yang kuat dari Kaltim.
“Harus ada gregetnya. Selayaknya kita harus buktikan kepada presiden bahwa kita layak jadi ibu kota,” tutupnya.