Samarinda, infosatu.co – Penyebab kebakaran di kawasan Jalan Teuku Umar Gang 01 RT 36 Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis (11/4/2024) kemarin masih menjadi tanda tanya.
Pihak berwenang masih melakukan investigasi untuk mengungkap dugaan munculnya sumber api sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Namun demikian, Ketua RT 36 Kelurahan Lok Bahu Andri Herpanda menyatakan bahwa penyebab kebakaran diduga karena bocornya pipa gas elpiji di salah satu rumah.
“Jadi dugaan yang kami terima, saat penghuni rumah sedang memasak terjadi kebocoran saluran gas. Karena rumahnya dominan kayu, api cepat membesarnya,” ujarnya kepada wartawan MSI Group ditemui di lokasi kejadian, Kamis malam.
“Namun bersyukur semuanya selamat, meskipun perlu penanganan medis,” tambahnya.
Ia lantas menyatakan bahwa kebakaran tersebut terjadi ketika beberapa warga hendak melaksanakan salat Isya berjamaah di masjid.
“Kejadiannya pas sekali saat kami mau melaksanakan salat Isya. Tiba-tiba ada teriakan kebakaran, setelah dilihat ternyata api sudah besar,” ujarnya sembari menyatakan api diketahui membesar di area dapur.
Relawan di Kelurahan Lok Bahu yang menyadari adanya api langsung menghubungi pihak pemadam kebakaran. Sebayak sembilan unit fire truck dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda dan pemadam kebakaran swasta. Selain itu, 20 mesin portabel relawan dikerahkan.
Sementara itu, akibat kebakaran itu tercatat ada lima rumah yang ludes terbakar dan dua rumah terdampak. Sebab, api berhasil dipadamkan selang dua jam setelah kejadian.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, dua relawan dan seorang warga mengalami luka bakar dalam peristiwa itu.
Lebih lanjut, Andri selaku ketua RT 36 mengimbau seluruh warga meningkatkan kewaspadaan pascakebakaran yang terjadi tersebut.
“Saya minta kepada seluruh warga lebih hati-hati, khususnya berhubungan dengan hal yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Kompornya dicek, begitu juga dengan listriknya. Karena di sini padat penduduk, apalagi bangunannya dominan dari kayu,” imbaunya.
Andri juga berharap adanya peran lebih dari pemerintah untuk memberikan sosialisasi kepada warga. Kemudian, menyediakan hydrant sebagai bentuk tindakan preventif jikalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi seperti musibah tersebut.
Sebagai informasi, musibah kebakaran ini bukan kali pertama terjadi di wilayah tersebut. Tepat lima tahun lalu sempat terjadi kebakaran yang menghanguskan bengkel.
Andri turut prihatin atas kejadian ini. Selaku Ketua RT 36, ia berharap kejadian ini tidak terulang. Tentunya dengan berbagai tindakan dari pemerintah maupun dari masyarakat untuk lebih berhati-hati.