Penulis : Faris – Editor : Eres
Samarinda, Infosatu.co – Cawapres nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin datang ke Pondok Pesantren Nabil Husein di Jalan Rapak Indah, Loa Bakung, Samarinda, membawa segunung harapan. Kepada para santri, Ketua MUI non aktif ini, meyakinkan untuk tidak ragu menjadi santri dan santriwati.
“Saya ingin membesarkan hati para santri. Saya ini santri, bisa jadi calon wakil presiden. Oleh karena itu, santri tidak boleh merasa rendah diri, betul? Jangan pesimis, harus optimis. Harus punya masa depan cerah. Karena santri itu bisa jadi apa saja,” kata Ma’ruf Amin di depan ratusan santri Nabil Husein.
Dengan gaya bicaranya yang khas, Ma’ruf Amin menyebutkan santri bisa jadi kyai, bisa jadi bupati, wakil gubernur, atau gubernur sekalipun. “Di Jawa Tengah, wakil gubernurnya santri. Jawa Barat wakil gubernurnya juga santri. Jawa Timur, malah gubernurnya santriwati, Ibu Khofifah,” kata Ma’ruf.
Santri juga bisa jadi wakil presiden, seperti Hamri Haz dan bisa juga menjadi presiden. “Contohnya siapa? Gusdur. Gusdur itu santri apa bukan? Santri. Makanya, santri juga bisa jadi presiden. Mudahan nanti ada lagi jadi presiden. Santri yang jadi presiden itu dari Nabil Husein.
Namun untuk itu, semua santri harus mempersiapkan dirinya dengan baik. “Kalau santri sekarang itu, santri zaman now. Kalau saya ini, santri zaman old (tua),” canda Ma’ruf Amin.
Santri zaman now lanjut Ma’ruf Amin harus menyiapkan diri untuk menghadapi ten years challenge atau tantangan sepuluh tahun ke depan. Karena revolusi industry ke depan cenderung akan menjungkirbalikkan keadaan. Dan para santri harus siap menghadapi perubahan itu.
Ma’ruf Amin juga menyampaikan beberapa poin terkait pentingnya persatuan dalam perbedaan pendapat dan pentingnya peran ulama dan santri sebagai sumber Ilmu.
Sebagai informasi, cawapres pendamping presiden incumbent, Joko Widodo ini tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 Wita. Kedatangannya disambut meriah para santri dan santriwati dia juga mengingatkan perbedaan pilihan jangan dijadikan sebagai benih perpecahan. “Pilpres itu bukan perang tapi mencari pemimpin yang terbaik,” ujar sang kyai.
Di sini, KH Ma’ruf Amin juga menerima gelar kehormatan adat dari Ketua Dewan Adat Dayak Edy Gunawan Areq, satu gelar yang berarti pemimpin yang bijaksana. Acara tersebut juga dihadiri oleh para pengurus PW NU Kaltim dan Kota Samarinda, serta perwakilan pengurus pesantren yang tersebar di Kaltim