SAMARINDA – Produksi minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Kaltim yang cukup tinggi tentu mampu menghasilkan palm oil mill effluent (POME) yang besar pula.
Ternyata, POME atau limbah cair sawit yang merupakan hasil buangan CPO memiliki lignoselulosa (padatan terlarut) yang bisa dikonversi menjadi biogas (energi).
Terkait potensi besar POME itu, Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor berharap pengusaha kelapa sawit mampu mengoptimalkan pemanfaatannya sebagai energi alternatif.
Khususnya, energi alternatif untuk pembangkit tenaga listrik berbahan baku biogas guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat terutama warga sekitar perusahaan sawit.
“Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) bisa membangun pembangkit listrik energi biogas dari limbah sawit ,” katanya saat bertemu jajaran Kadin di Ruang Rapat Tepian 2 Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (7/2/2019).
Gapki lanjutnya, memiliki peran penting dalam memacu kinerja anggotanya yang sudah membangun pabrik kelapa sawit (PKS) di areal perkebunan mereka.
Menurut gubernur, produksi dan industri CPO pasti menyisakan POME yang selayaknya dibuang namun limbah cair itu ternyata masih memiliki nilai ekonomi tinggi jika diolah kembali.
Pemanfaatan POME untuk biogas pembangkit energi ungkap Isran, tentu sangat positif nilainya untuk memenuhi kebutuhan dasar listrik masyarakat sekitar perusahaan.
“Saya yakin Gapki punya komitmen yang sama untuk menyejahterakan rakyat,” ungkapnya.
Pabrik kelapa sawit di Kaltim sudah terdapat 81 pabrik dengan produksi CPO mencapai 1,2 juta ton dan direncanakan segera dibangun 13 pabrik lagi. (yans/sul/humasprovkaltim)