
Samarinda, infosatu.co – Masa kepemimpinan Isran Noor sebagai Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) sudah di ujung waktu. Namun, pengentasan kemiskinan masih tersisa 6,3 persen. Ia pun merasa kecewa meski telah berusaha mengatasi permasalahan itu sejak 2018.
“Padahal Kaltim diberikan kekayaan yang melimpah ruah, tapi tetap masih cukup banyak yang berada pada kategori miskin, dan itu yang membuat saya sedih,” ungkapnya di hadapan peserta kegiatan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara dan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim di Hotel Mercure, Samarinda, Jum’at (29/9/2023).
Upaya pengentasan kemiskinan yang dijalankan Pemprov Kaltim selama lima tahun terakhir bukan tanpa hasil.
“Persentasenya ada di angka 6,3 persen, walaupun secara nasional kaltim ini sudah lebih baik di mana nasional itu 10,5 persen rata-ratanya,” jelasnya.
Capaian itu ditopang dari sejumlah program yang digencarkan Pemprov Kaltim. Salah satunya, pelaksanaan proyek rumah layak huni (RLH). “Sampai saat ini sudah hampir mencapai 508 unit (RLH) terbangun, hitungan saya jika itu terbangun 5.000 unit, maka saya optimis angka kemiskinan akan mencapai 2 persen,” jelasnya.
Isran Noor pun mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam proyek pembangunan RLH. Permasalahan itu terkait dengan anggaran. Maka, kerja sama dengan pihak lain di luar pemprov pun dilakukan.
“Untuk dana, kita bekerja sama dengan pihak swasta yang meliputi perusahaan batu bara dan sawit. Mereka memberikan bantuan dana kepada kami, kemudian untuk pembangunan juga bekerja sama dengan pihak TNI,” ungkapnya.
“Tapi yang menjadi kendala ketika dana masuk. Artinya pembangunan harus segera dilaksanakan. Namun, karena keterbatasan tenaga kerja, kita bersama pihak TNI juga kewalahan ditambah proyek ini juga bukan rehab rumah,” lanjutnya.
Mantan Bupati Kutai Timur tersebut juga mengaitkan kemiskinan dengan indikator masih adanya rumah tidak layak huni dengan wilayah Kalimantan yang akan menjadi IKN.
“Apabila masalah kemiskinan ini belum tertangani kemudian masih ada kesenjangan sosial, tidak enak dilihatnya,” ucap Isran Noor.
“Urusan pendidikan, kesehatan, dan sosial lainnya, itu sudah ditangani negara, maka fokus kami adalah membangun proyek RLH ini di daerah,” tutupnya.