Samarinda, infosatu.co – Anggota DPRD Kalimantan Timur Sapto Setyo Pramono menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.
Kondisi ini dinilai karena mayoritas masyarakat memiliki tradisi bertutur secara turun temurun. Maka, upaya mencari jawaban dari permasalahan kehidupan dari sejumlah referensi masih lemah.
“Selama ini, orang Indonesia masih lemah dalam hal membaca dan maunya instan. Makanya, kita ini akan diserbu dengan (produk luar negeri) atau sebagai negara konsumen,” ujarnya saat reses di Yens Delight Coffe & Resto Jalan Juanda, Samarinda, Selasa (12/11/2024).
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, juga berdampak pada minimnya penguasaan bahasa asing. Padahal kemampuan tersebut sangat dibutuhkan di era digital sekarang ini.
Maka, Sapto menekankan agar generasi muda meningkatkan keterampilan berbahasa asing. Sebab, persaingan semakin terbuka di kancah internasional.
Ia juga berharap, pemahaman literasi harus diberikan sejak dini baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Tujuannya agar pemahaman terhadap suatu hal dapat diekspresikan menjadi kecakapan yang bermanfaat.
“Sumber daya manusianya juga harusnya seimbang, apalagi di Kalimantan Timur ada IKN. Jangan karena kendala bahasa, kita enggak dilibatkan orang. Kita harus siap, kan harus begitu kebutuhannya apa dan mempersiapkan apa?,“ pungkasnya.