Foto : Presiden Joko Widodo didampingi wakil gubernur Kaltim Hadi Mulyadi pada saat meninjau bukit soeharto yang akan dijadikan ibukota
Penulis : Adityo Permadi- Editor : Sukrie
Samarinda,infosatu.co– Rencana pemindahan ibukota Republik Indonesia ke Kalimantan Timur, nampaknya menjadi perdebatan di kalangan aktivis pegiat lingkungan, pro dan kontra tentang pemindahan ibukota khususnya dilihat dari dampak kerusakan lingkungannya
Menurut Yustinus pegiat lingkungan kepada infosatu.co,Jum’at malam (10/5/2019) di Kedai Kopi jalan Muso Salim Samarinda
Ia mengatakan bahwa Kalimantan Timur adalah wilayah yang terkenal dengan provinsi yang mempunyai hutan hujan tropis dan itu di representasikan di area yang disebut Bukit Soeharto dan sebenarnya kita sudah merasakan problem bahwa hilangnya hutan menyebabkan ketimpangan ekologi.
‘Kemudian masalah banjir juga harus menjadi perhatian pemerintah, karena apa yang kita kenal sebagai direct run of yaitu air hujan yang tak terserap ketanah ketika bukit soeharto dipangkas, dan itu dapat menyebabkan banjir terjadi dan bisa berdampak ke beberapa daerah di Kalimantan Timur,”bebernya
Jadi kalau terjadi pemindahan Ibukota, yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah harus mengkaji lebih mendalam dampak lingkungannya dan ini syarat utama sehingga nantinya tidak ada masalah
“Nampaknya kalau memang mau dipaksakan di Kalimantan Timur, PPU nampaknya lebih siap buat dijadikan ibukota Republik Indonesia, karena lahan disana masih cukup luas dan bicara soal konflik kepemilikan tanah disana juga cukup rendah,” tutupnya.