Foto – Rakor TPID Kota Samarinda Triwulan I Tahun 2019, di rumah jabatan Walikota Samarinda, pukul 10.00 Wita
Penulis : Hartono – Editor : Sukrie
Samarinda,infosatu.co – Meningkatnya harga sejumlah komoditas pangan yang kerap tejadi jelang bulan puasa hingga menjelang hari Raya Idul Fitri, sudah menjadi masalah tahunan yang harus dihadapi oleh setiap pemerintah kabupaten/kota di Indonesia. Lantas, apa masalah sebenarnya yang terjadi?
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) triwulan pertama tahun 2019, yang dilaksanakan di rumah jabatan Walikota Samarinda, Senin (13/05/2019).
Dalam rapat tersebut, Walikota Samarinda Syaharie Jaang menegaskan, pihaknya (Pemkot Samarinda) beserta Perusahaan Daerah (Perusda) dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim di Samarinda akan mengintervensi harga pangan di bulan Ramadhan tahun ini.
Syaharie Jaang menilai, hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan di kota Tepian hingga Idul Fitri 1440 H.
“Hari ini kami (Pemkot Samarinda), rapat mengenai pengendalian inflasi daerah yang di hadiri oleh seluruh SKPD, hadir juga dari pihak Bank Indonesia dan Pertamina, Bulok, BPN. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga yang ada di Kota Samarinda. Dimana, beberapa waktu lalu harga bawang putih sempat tinggi. Namun kita sudah melakukan intervensi terhadap harga bawang putih agar kembali normal dan terjangkau.” terang Walikota Samarinda, Syaharie Jaang
Jaang menegaskan, seluruh warga Kota Samarinda akan tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan yang terjangkau sepanjang bulan ramadhan kali ini.
“Kita kan masih ada Perusda dan perbankan yang dapat mem-backup terkait inflasi daerah ini. Karena biasanya, pada saat menjelang Ramadhan terkesan ada aturan sendiri untuk menaikan harga kebutuhan pokok seenaknya. Jadi hal-hal seperti ini yang kita coba jaga dan Pemkot Samarinda sudah mendapatkan solusinya. Dengan harga kebutuhan sembako yang terjangkau, masyarakat kita itu bisa merasakan keceriaan dan kebahagiaan bersama hingga Idul Fitri tahun ini.” beber Jaang.
Dari informasi yang berhasil di himpun Infosatu.co, kenaikan harga komoditas pangan pada bulan Ramadhan kerap dipengaruhi oleh ketersediaan bahan pokok, pengaturan harga, dan pengawasan distribusi. Namun tidak sepenuhnya faktor tersebut dapat di selaraskan oleh pemerintah daerah, sehingga mendorong kenaikan harga komoditas.
“Oleh karena itu pemerintah daerah harus segera mengantisipasi sejak dini terhadap ketersediaan sejumlah pangan pokok. Kedua, intervensi atau pengaturan harga sejumlah komoditas, yang diatur dengan harga acuan atau Harga Eceran Tertinggi (HET).