Penulis : Asya – Editor : Sukrie
Samarinda,infosatu.co – Pernikahan dini dan keluarga yang memiliki banyak anak masih sering terjadi di Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Timur.Hal ini terungkap dalam acara penyuluhan KB, yang di buka Gubernur Kaltim, Isran Noor
Plt Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN RI, DR. dr. M.Yani, M.Kes, mengatakan bahwa permasalahan pernikahan dini berasal dari banyak faktor.
“Kita lihat dari segi ekonomi yaitu kemiskinan, agama, dan budaya. Namun akar dari seluruhnya ialah terkait dengan pengetahuan akan pemahaman,” kata Yani ditemui setelah acara Peningkatan Kapasitas dan Kinerja Penyuluh Keluarga Berencana (KB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) tingkat Provinsi Kaltim Jum’at (28/06/2019). diBallroom Swiss-belhotel Borneo Samarinda
BKKBN, tambah Yani, harus menyelesaikan permasalahan ini secara serentak. Dari segi perekonomian, harus ada upaya dari pemerintah dalam meningkatkan perekonomian.
“Pemerintah daerah memberikan beasiswa kepada para pelajar, terutama perempuan. Biar mereka sekolah,” kata Yani.
Sedangkan di segi pemahaman agama, Yani memaparkan dalam budaya agama Islam, orang tua akan mengawinkan anaknya demi menghindari dari perzinahan.
” Tapi tidak semuanya begitu. Makanya PKB maupun PLKB memberikan pemahaman tentang rencana keluarga. Seperti menjelaskan realita kehidupan keluarga sendiri,” ujarnya.
Saat ini, di Kaltim terdapat 171 PKB Dan 21 PLKB. Strategi BKKBN yang harus dilakukan ialah memfokuskan penyuluhan kepada para remaja guna mencegah adanya pernikahan dini.
Yani menjelaskan pula tentang organisasi remaja yang dibentuk oleh BKKBN, seperti GenRe dan Pusat Informasi Konseling (PIK) remaja jalur masyarakat orang remaja.
“Apabila remaja – remaja masuk ke organisasi tersebut, mereka dapat paparan informasi tentang perencanaan keluarga dan karir,” tutupnya.