<strong>Bontang, infosatu.co</strong> - Pengembangan industri pangan lokal (PIPL) Bontang yang dikembangkan melalui Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) menuai hasil manis. Kepala Bidang Ketahanan Pangan <a href="https://infosatu.co">DKP3 Bontang</a> Debora Kristiani mengatakan hal itu dengan terpilihnya salah satu UMKM Sekar Bontang dari 5 UMKM se-Kaltim dari 1.000 UMKM di Indonesia. Lima pelaku usaha itu terdiri UMKM Mama Ema Mandiri Penajam Paser Utara (PPU), UMKM Cake Salakilo Balikpapan, UMKM Fanny's Samarinda, UMKM Sekar Bontang dan UMKM Kripik RJM Tenggarong Kutai Kartanegara (Kukar). "Ini merupakan pencapaian baik dan berkat kerja keras semua pihak," kata Debora saat dihubungi <a href="https://infosatu.co"><em>infosatu.co</em></a>, Rabu (11/11/2020). Menurut Debora, <a href="http://www.natmed.id" target="_blank" rel="noopener noreferrer">UMKM</a> Sekar dapat mengembangkan produk lokal dari pertanian seperti kripik tempe, kripik pisang, kripik singkong dan kripik Ubi. Serta produk kelautan mulai dari keripik bawis, keripik kulit ikan bandeng, teri crispy, stik rumput laut dan amplang. "Kemarin kami ada monitoring dari Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim untuk melihat langsung UMKM Sekar. Kan sebelumnya UMKM Sekar mengikuti pelatihan selama 3 hari (22-24 September 2020) yang difasilitasi oleh DPTPH Kaltim," ungkap Debora. Debora mengatakan sudah saatnya UMKM di bidang pangan lokal mengembangkan sayapnya. Sehingga mampu meningkatkan produk lokal berkembang lebih baik lagi. "Kita ingin adanya pemberdayaan UMKM sektor pangan lokal, sehingga mampu meningkatkan produk pangan lokal dan skala usaha UMKM," tutur Debora. Sementara itu, pemilik UMKM Sekar Siti Puryani merasa senang atas amanah yang diberikan. Ia tidak menyangka dapat terpilih dari puluhan UMKM yang ada di Bontang. "Saya tak menyangka mas dapat terpilih, kan saya industri kecil-kecilan," tutur Puryani. Menurut Puryani, alasan terpilihnya karena masih menggunakan produk lokal seperti tepung lokal dan bahan lokal seperti singkong, pisang dan kedelai. "Saya kaget mas saat pendamping kami dari DKP3 memberikan surat kalau saya terpilih," kenang Puryani. Puryani berharap kepada pemerintah untuk selalu didampingi dalam usahanya. UKM yang berdiri sejak 2012 ini berharap ada tambahan modal dan promosi produknya. "Kami berharap ada pelatihan-pelatihan lagi untuk memajukan usahanya dan ada promosi produk lokal. Saya berterima kasih kepada Pemkot Bontang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk lebih baik lagi," urainya. Menurut Puryani, pelatihan dibagi dalam tiga tahap, yakni tahap I materi strategi marketing berbasis online dan kiat masuk market place. Serta panduan strategi dan inovasi bidang kuliner. Tahap II, packaging standar untuk produk layak masuk market place dan teknik foto produk untuk promosi. Tahap III, pelatihan manajemen usaha dan manajamen karyawan serta penyusunan SOP dan yang terakhir Good Manufacturing Practice (GMP).(editor: irfan)