
Samarinda, infosatu.co– Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie (RSUD AWS) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan tersebut mengundang berbagai komunitas yang konsen terhadap kesehatan. Bertempat di Ruang Buana, Gedung Utama RSUD AWS lantai 2, Kamis (24/11/2022).
Wakil Direktur Pelayanan RSUD AWS dr Nurliana Adriati Noor menjelaskan, FGD ini adalah kelanjutan dari pertemuan forum konsultasi publik, yang diselenggarakan pada Kamis (17/11/2022) lalu.
Dalam pertemuan sebelumnya, Nurliana menambahkan, telah dilakukan konsultasi pelayanan publik, terkait pelayanan kanker.
Tampak hadir Komunitas Cancer Information & Support Center (CISC). Pelita Bunda Education Center Ketua AIDS Healthcare Foundarion (AHF) Lembaga Mahakam Plus. Komunitas Support Kanker (KSK), dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Samarinda.
Pendiri Komunitas Support Kanker (KSK) Sulastri menerangkan, selama ini banyak edukasi atau penyuluhan penyakit kanker untuk pasien. Namun belum banyak yang memberikan edukasi kepada pendamping pasien atau Caregiver, terutama keluarga pasien yang merawat. Padahal, menurutnya, posisi Caregiver sendiri sangat penting bagi kesejahteraan fisik dan emosional pasien kanker. Untuk berjuang melawan penyakitnya.
“Misalnya saat proses radioterapi, ada peradangan efek dari terapi sinarnya, biasanya menyebabkan gatal, menggaruknya pun ada caranya, ini tak semua pendamping pasien mengetahuinya, ada yang karena tidak komunikatif, ada yang karena malu untuk bertanya ke perawat atau dokternya. Harapannya pelayanan yang mencakup edukasi, tidak hanya sebatas pada pasien saja. Tetapi juga mencakup Caregiver. “ungkapnya.
Seperti contoh kasus di Rumah Singgah Kanker Kota Samarinda, ada satu pendamping pasien kanker dengan usia 12 tahun, anak ini harus mendampingi ibunya dalam pengobatan kanker serviks, harusnya anak ini bersekolah.
“Hal begini yang harus kita perhatikan,” jelasnya.
Selanjutnya ia menambahkan, kurangnya informasi yang didapatkan oleh keluarga pasien, dalam mengatasi nyeri juga menjadi kendala yang sangat umum. Sehingga banyak keluarga pasien bisa salah paham dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Hewan, Dinkes Kaltim Rachmadi menyebut, dalam FGD ini bisa saling mengenal satu sama lain, dari Dinkes Kaltim, serta pihak RSUD AWS bertemu dengan penggiat komunitas di lapangan, yang tahu betul bagaimana kondisi pasien dan pendamping pasien kanker selama ini.
“Dari pertemuan ini, kita tahu kendala apa saja yang ditemukan saat pendampingan pasien,”ucapnya.
Pelayanan RSUD AWS, tambah Rachmadi, semakin harinya semakin baik. Terbukti saat dirinya membawa pasien beberapa waktu lalu. Ia berharap dengan FGD ini, semua komunitas bisa saling bersinergi dan berkolaborasi dengan rumah sakit dan dinas kesehatan.
“Kita sedang melakukan pencatatan, komunitas mana saja yang aktif, dan bisa bersinergi ke pemerintah, karena anggaran yang ada sangat besar untuk itu,”ucapnya.