SAMARINDA – Satpol PP Kota Samarinda amankan 20 pelajar sedang berada di warnet. Pelajar yang terkena razia dari berbagai sekolah langsung dibawah ke maskas Satpol PP untuk diberi pembinaan, Selasa (19/2/2019)
Guna memberikan efek jera, para pelajar yang terjaring razia Satpol PP Kota Samarinda dihukum push up sebagai pembinaan, juga dari merekan harus menghapal Pancasila dan Undang – Undang Dasar (UUD).1945
Selain diwajibkan untuk membuat surat pernyataan tidak mengulangi bolos sekolah, orang tua dan pihak sekolah juga di pangil ke Kantor Satpol PP Kota Samarinda jalan Bugis, Balaikota Samarinda
Dari hasil pantauan infosatu.co di lapangan, 1 diantara dari 20 pelajar yang terjaring razia kali ini merupakan siswa kelas 1 SD. Yang ikut tertangkap saat berada di warnet game online, lantaran mengikuti kakak kandungnya membolos sekolah.
YD (7) salah satu siswa Sekolah Dasar di kawasan Antasari ini mengaku baru pertama kali terjaring razia.
“Baru satu kali pak, saya diajak sama kakak saya ke warnet. Jadi ikut main juga. Kalau kakak saya sering main warnet itu.” ucap YD.
Kakak kandungnya AW (16) yang saat ini duduk di bangku kelas dua hanya dapat tertunduk malu. Beberapa rekan AW satu sekolah mengaku sudah pernah terjaring pada razia serupa,”tegasnya
Hari ini kami melakukan penyisiran pada sejumlah warnet game online dan rental playstation atau tempat bermain yang kerap dijadikan tempat bolos jam belajar. Mulai wilayah Samarinda Kota, Samarinda Ilir dan Samarinda Ulu.” terang Boy L Sianipar selaku Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Samarinda.
Boy menambahkan, “3 orang pelajar kami amankan di Warnet di daerah Pasundan, 6 orang di warnet kawasan Sirad Salman. 1 orang di M.Yamin, dan sisanya kami amankan saat berada di rental PS di Suwandi.” ucapnya .
Para pelajar ini diciduk di beberapa tempat sekitar pukul 09.00 wita, saat pelajaran efektif berlangsung. Mereka terlihat nongkrong dengan mengenakan seragam lengkap yang berlaku hari ini, putih abu – abu.
“Ada saja alasan para pelajar yang bolos saat jam pelajaran. Dari yang tidak suka dengan pelajaran pada jam itu, sampai karena mereka malas masuk sekolah. Namun sudah menjadi kewajiban orang tua siswa dan pihak sekolah untuk memberikan pembinaan.” imbuhnya.
Wartawan Hartono