
Samarinda, infosatu.co – Tidak terasa sudah satu tahun Covid-19 melanda Indonesia, membuat berbagai macam aktivitas masyarakat dibatasi. Salah satunya, proses pembelajaran tatap muka (PTM) di Indonesia yang akhirnya terhenti.
Sejak saat itu pula pemerintah pusat menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan berbagai macam sistem, mulai dari pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub berharap proses belajar mengajar tidak benar-benar terhenti dan tetap berjalan meski dalam kondisi pandemi Covid-19.
Disinggung awak media bagaimana sikap legislatif setelah setahun melakukan PJJ, Rusman mengatakan apabila perkembangan Covid-19 mulai stuck (macet), maka akan dipikirkan untuk PTM di tingkat SMK/SMA ini.
“Saya lihat beberapa hari ini perkembangan Covid-19 tidak lagi di atas 500, kisaran angka 300-400 orang saja. Harapan kita semoga semakin menurun,” ungkapnya saat ditemui infosatu.co di Gedung DPRD Kaltim, Jumat (5/3/2021).
Ia juga menyampaikan pihaknya sudah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim untuk mempersiapkan PTM di Juni atau Juli.
“Kemungkinan PTM bisa dilakukan secara langsung pada tahun ajaran baru, tentunya peserta didik terbatas dan tetap menggunakan protokol kesehatan (prokes),” paparnya.
Politikus PPP tersebut menyebutkan Samarinda sebagai kota yang memulai terobosan dengan nama Sekolah Tangguh Covid-19 ini bisa menjadi contoh kabupaten/kota lainnya di Kaltim.
“Kita dorong agar bisa berlaku demikian, semoga ada kewenangan terbaik bagi pelajar di tingkat SMA/SMK di Kaltim. Kewenangan pemerintah provinsi adalah SMA/SMK, pastinya mereka bisa diatur dengan sistem prokes. Beda hal kalau Paud dan SD yang susah diatur, kita doakan saja semoga bisa melakukan PTM,” tegasnya. (editor: Irfan)