Samarinda, infosatu.co – Minimnya penerangan di sejumlah ruas jalan provinsi di Samarinda menjadi perhatian serius Sugiyono, anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) dari Dapil Samarinda.
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan pemasangan penerangan jalan umum (PJU) dan infrastruktur dasar lainnya di ibu kota provinsi.
Pernyataan ini disampaikan Sugiyono usai menghadiri rapat internal Badan Kehormatan (BK) DPRD Kaltim di Gedung D, Jumat, 9 Mei 2025.
Ia menegaskan bahwa kondisi jalan gelap bukan sekadar gangguan kenyamanan, tetapi ancaman nyata terhadap keselamatan dan pertumbuhan aktivitas ekonomi warga.
“Saya akan memperjuangkan dapil saya yakni Samarinda, terutama masalah kelistrikan,” tegasnya.
Sugiyono secara khusus menyoroti Jalan DI Panjaitan dan Jalan Pangeran Antasari, dua ruas penting yang menurutnya membutuhkan perhatian segera.
Ia menekankan bahwa keberadaan PJU di titik-titik strategis akan menciptakan rasa aman bagi masyarakat dan mendukung mobilitas malam hari.
Selain fokus pada penerangan jalan, Sugiyono juga menyampaikan tekadnya untuk mendorong pembangunan infrastruktur lain di Samarinda seperti perbaikan jalan, sistem drainase, dan fasilitas umum.
Menurutnya, kota ini harus menjadi contoh pengelolaan ruang publik yang baik sebagai ibu kota provinsi.
“Samarinda seharusnya menjadi wajah Kalimantan Timur yang ramah dan aman bagi semua warganya, baik di pusat kota maupun di pinggiran,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan pembangunan yang inklusif. Baginya, pemerataan pembangunan bukan hanya slogan, tapi harus diwujudkan dalam bentuk nyata hingga ke wilayah permukiman padat dan kawasan yang selama ini terpinggirkan.
Sugiyono berharap dengan kerja sama lintas fraksi dan koordinasi aktif dengan Pemprov Kaltim, berbagai keluhan masyarakat terkait infrastruktur bisa segera ditangani dan memberikan dampak langsung.
Komitmen yang disampaikannya menegaskan posisi DPRD Kaltim sebagai perpanjangan aspirasi rakyat, serta menjadi sinyal bahwa persoalan dasar seperti penerangan jalan tetap menjadi prioritas penting.
“Kami tidak ingin warga Samarinda merasa hidup di tengah gelap. Ini bukan hanya soal lampu, tapi soal rasa aman dan layak tidaknya sebuah kota dihuni,” pungkas Sugiyono.