Bontang, infosatu.co – Ir Sutomo Jabir, Anggota Komisi II DPRD Kaltim Dapil VI yakni Bontang, Kutai Timur dan Berau melakukan reses masa sidang III tahun 2020 di Jalan Kapal Layar RT 22 Loktuan Bontang
Warga RT 23, Syahrudin mengutarakan aspirasinya kepada Politikus PKB ini. Syahrudin bertanya-tanya mengapa Rusunawa di Loktuan dan Guntung yang menghabiskan banyak uang belum difungsikan hingga sekarang.
Kemudian, ia juga mengeluh terkait Pelabuhan Loktuan yang hingga saat ini belum beroperasi. Padahal di Kota Samarinda sudah beroperasi. Jika alasannya Covid-19, apa bedanya dengan Kota Samarinda yang saat ini sudah beroperasi.
“Ketiga, terkait pendidikan yang hingga saat ini masih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Bagaimana pun PJJ ini tidak maksimal, sebagai anggota dewan tolong dikomunikasikan dengan dinas terkait,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan warga Loktuan. Sutomo Jabir mengatakan bahwa ia pernah mendengar ada pembangunan Rusunawa namun tidak tahu bagaimana kelanjutannya.
Sebab terkait infrastruktur ini merupakan ranah dari Komisi III DPRD Kaltim, bukan Komisi II. Tetapi dengan adanya keluhan ini menjadi masukkan untuknya dari Dapil VI.
Sehingga ia akan mendiskusikan dengan Komisi III setelah reses ini. Ia akan dorong agar ada kunjungan ke Rusunawa, entah dari Komisi III atau Dapil VI sendiri.
“Supaya kita bisa melihat objektivitasnya seperti apa Rusunawa itu, mengapa sampai sekarang tidak dipakai. Apakah bangunannya belum sempurna, mungkin persyaratannya rumit atau kah tidak ada peminatnya,” jelasnya.
Selanjutnya ia menanggapi masalah pelabuhan, ia baru tahu jika Pelabuhan di Bontang ini belum beroperasi. Kalau dirasa karena Covid-19, tidak ada bedanya dengan Samarinda.
“Saya pikir kalau tingkat Covid-19 tinggi, Samarinda juga tinggi. Bahkan kematian terbanyak ada di Samarinda, bukan Bontang. Sehingga nanti kita dorong Komisi III untuk memanggil Dinas Perhubungan agar menanyakan alasannya. Sebab saya tahu bahwa disini sangat urgent untuk kepentingan masyarakat dari Bontang dan Kutim,” paparnya.
Jika pelabuhan Bontang dibuka akan memudahkan masyarakat disini untuk berpergian ke kota tujuan dan tidak lagi ke Samarinda. Sebab memerlukan biaya, belum lagi yang tidak punya rumah di Samarinda itu mau nginap dimana.
“Ini diluar pemikiran, dengan begini kita dapat dorong dan komunikasikan dengan komisi III. Kemudian, keluhan terkait pendidikan ini memang tidak maksimal dengan belajar di rumah. Namun saya pikir kita bersama-sama menunggu dan bersabar dulu 1-2 bulan kedepan atau awal tahun,” urainya.
Ia berharap ada kebijakan nasional. Sebab jika aktifitas sekolah kembali normal maka kebijakan itu harus disertai dengan alat pengaman. Misalnya sudah ada vaksin atau pun perangkat-perangkat sekolah yang telah disiapkan untuk menunjang keselamatan siswa-siswi di sekolah.
“Kalau monoton belajar di ruangan, saya katakan tadi bahwa Covid-19 itu rentan di ruang tertutup apalagi ber-Ac. Kalau anak-anak ini kita paksa belajar dalam ruangan, siapa yang mau jamin kesehatannya. Mudahan seperti janji pemerintah bahwa 1-2 bulan kedepan sudah ada vaksin, kalau dipaksakan sekarang ini kita malah was-was,” pungkasnya.
Terkahir, Sutomo Jabir mengungkapkan jika ada warga yang mengeluhkan perusahaan merekrut tenaga kerja dari luar Kota Bontang.
Menurut masyarakat masih banyak perusahaan yang mengakomodir tenaga dari luar. Mereka minta tenaga kerja itu dimaksimalkan dari lokal agar tidak banyak pengangguran, apalagi Kota Bontang ini kan segmen masyarakat datang itu mau berkerja.
“Kita komunikasikan agar pemerintah bisa mengakomodir tenaga kerja lokal supaya bisa terserap di perusahaan,”tegasnya. (editor: irfan)