Samarinda, infosatu.co – Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Samarinda bakal membentuk tim pengawas yang diberi tugas mensosialisasikan peran dan fungsi Bawaslu.
Tim yang akan diterjunkan ke lapangan ini mengusung slogan “Cegah Awasi dan Tindak,”. Nantinya, mereka ditempatkan di berbagai kecamatan se-Samarinda.
“Kedua ini, Bawaslu punya gawe besar tentang pengawasan partisipatif kita akan membentuk yang namanya pengawas secara enggak langsung seperti polisi bentuk satpam,” kata Koordinator Divisi Pencegahan Partisipasi dan Hubungan Masyarakat (P2H) Bawaslu Samarinda Sugeng Prasetyo, Kamis (1/8/2024).
Ia menyatakannya saat sosialisasi pengawasan partisipatif dengan tema “Membentuk Peran Aktif Publik Dalam Pengawasan Pemilihan Serentak Tahun 2024” di Hotel Aston Samarinda, Kamis (1/8/2024).
Acara ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat, mahasiswa, dan berbagai organisasi kepemudaan di Samarinda. Perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari lingkungan Pemerintah Kota Samarinda juga turut hadir.
Menurut Sugeng, sosialisasi tersebut memiliki dua agenda utama, yaitu tentang Indeks Kerawanan Pemilu dan pengawasan partisipatif.
Sosialisasi Indeks Kerawanan Pemilu yang terdiri dari 25 indikator ini guna mencegah hambatan dalam pelaksanaan Pilkada 2024. Beberapa contoh kerawanan Pemilu sebelumnya yang disoroti termasuk sengketa pemilu, pelanggaran kode etik penyelenggara, dan ketidakpuasan terhadap hasil pemilu.
Menurut Sugeng, penting bagi masyarakat untuk memahami kerawanan-kerawanan ini agar pemilu dapat berjalan dengan lancar. “Kami akan sampaikan ke masyarakat indeks kerawanan pemilu itu apa dan yang pernah terjadi tidak terjadi lagi,” jelas Sugeng.
Ia berharap Pilkada 2024 dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan kualitas demokrasi yang bermutu melalui sinergi antara semua komponen yang terlibat.
“Harapannya Pemilu ini bermutu, iya Pemilu bermutu tidak ada pelanggaran semuanya role of the game baik dari kontestan maupun dari penyelenggara bisa sinergi. Dengan begitu kita akan menghasilkan kualitas demokrasi yang bermutu,” pungkasnya.