Penulis : Ernita – Editor : Sukrie
Samarinda,infosatu.co-Progran Pemerintah Kota Samarinda, “Kota Tanpa Kumuh”, yang telah ada sejak tahun 2016 lalu, rupanya memiliki dampak yang signifikan terhadap tata Kota Samarinda. Pasalnya dalam program tersebut, pemerintah berhasil memperkecil kawasan kumuh yang sebelumnya 500 hektar, kini menjadi 69,9 hektar di tahun 2018 lalu.
Pekerjaan Sungai Karang Mumus (SKM) masih belum dilelang, karena itu lelang akan dilakukan oleh pemerintah pusat, jadi kita masih menunggu jadwalnya dulu dari pusat,” Kata Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda Budi Tristriyono, Selasa (7/5/2019).
Adanya penundaan lelang yang seharusnya dilakukan April 2019 kemarin karena masih menunggu keputusan dari Pemerintah Pusat.
“Kalau untuk tempat sudah ada, hanya tinggal dipastikan lagi nanti lokasinya sudah strategis atau belum,” tambahnya.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan survei ke lokasi, yang kondisinya paling kumuh dari beberapa kawasan lainnya. Lokasi tersebut adalah bantaran Sungai Karang Mumus.
“Kawasan SKM sebenarnya sudah disiapkan. Dan saat ini kan tinggal 2 rumah saja yang belum direlokasi. Sementara kita masih melakukan pendekatan,” ungkapnya.
Upaya untuk melakukan pendekatan telah dilakukan, namun warga masih enggan untuk meninggalkan kawasan tersebut bahkan meminta agar dapat bertemu langsung dengan Sekretaris Daerah atau Walikota Samarinda.
“Jadi kita sudah melakukan pendekatan, hanya saja mereka ingin bertemu dengan Sekda atau Walikota. Semoga nanti dengan berkunjungnya langsung Sekda atau Walikota Samarinda kesana dapat memberikan pemahaman kepada mereka mengenai tujuan program KOTAKU ini,” jelas Budi.
Kita dapat bantuan dari Provinsi untuk proses pembangunan Rumah Murah, sehingga warga yang dari bantaran nanti bisa secara bertahap pindah kesana untuk kredit rumah murah,” bebernya.