Samarinda, infosatu.co – Meskipun hujan mengguyur Kota Samarinda di hari pertama puasa, antusias masyarakat sangat besar berkunjung ke Pasar Ramadan di GOR Segiri Jalan Kesuma Bangsa.
Dari 150 tenant yang telah disediakan, hanya sekitar 130 stan yang mulai beroperasi Selasa (13/4/2021).
“Semua masih dalam tahap evaluasi. Meskipun situasi pada hari ini hujan sehingga kurang mendukung, tapi kalau kita lihat dari pengunjung yang datang itu sasarannya tercapai. Karena kalau kita buka pasar kan kasihan juga jika tidak ramai,” ucap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Samarinda Erham Yusuf.
Meskipun pengunjung terlihat ramai, pihaknya terus melakukan evaluasi di masa pandemi Covid-19 ini. Salah satunya, pemisahan antara pintu masuk dan keluar.
“Pintu masuk di dekat Aula GOR Segiri, sedangkan pintu keluar di dekat masjid. Tapi informasi dari event organizer (EO) tadi, ternyata masyarakat mengeluhkan pintu keluarnya di sana karena terlalu jauh dengan parkir,” terang Erham.
Menurutnya, masyarakat maunya pintu keluar juga melewati pintu masuk agar tidak terlalu jauh dari parkiran. Padahal, ini dilakukan supaya tidak terjadinya penumpukan pengunjung.
“Ada wacana pintu keluar kita pindahkan, bisa saja kita sekat jadi dua agar pintu masuk dan keluar bersebelahan. Kita juga akan lakukan imbauan-imbauan, yang jelas saya minta yang belum ada sekat ini segera di kasih penghalang plastik,” paparnya.
Sementara itu, pengunjung Pasar Ramadan di GOR Segiri Mega Killa turut merasa senang karena Pasar Ramadan tahun ini kembali dibuka oleh Pemkot Samarinda.
“Senang sih, kan yang dikangenin dari Ramadan adalah suasana pasarnya. Kemarin tutup dan rasanya ngga asik saja, sepi kayak ada yang kurang,” ungkapnya.
Meskipun hari pertama Ramadan ini hujan, perempuan berusia 22 tahun tersebut tetap bersikeras menyempatkan diri berkunjung ke Pasar Ramadan. Ia tidak peduli dengan hujan yang mengguyur Kota Tepian hari ini.
“Meskipun di hari pertama ini hujan, terobos saja, yang penting bisa ke Pasar Ramadan,” kata Killa.
Di tempat yang sama, penjual gorengan Rizki pun turut merasa senang karena tahun ini bisa berjualan di Pasar Ramadan meskipun harus mengikuti protokol kesehatan (prokes). Sebab, tahun kemarin tidak ada penyelenggaraan Pasar Ramadan oleh pemerintah.
“Cuma memang masih terasa beda dari tahun-tahun sebelumnya, pendapatan turun. Dibilang senang atau ngga, tentunya kita para pedagang pasti memilih untuk buka dan berjualan. Kita ikuti apa yang disarankan seperti ada tempat untuk menaruh uang lalu ada plastik penghalang dan lain sebagainya,” tegasnya. (editor: irfan)